Selasa, 17 November 2009

Pedosfer

A. Proses Pembentukan Tanah
Tanah terbentuk akibat hasil kegiatan bersama yang terjadi karena proses pelapukan fisik dan kimia terhadap batuan induk, yang dipengaruhi oleh faktor- faktor pendukung seperti iklim, organisme, topografi dan waktu.

Profil Tanah Terdiri Dari :
1. Horizon A (Top Soil)
Lapisan yang telah mengalami pelapukan sepenuhnya. Pada bagian ini terdapat bahan organik yang disebut humus.
2. Horizon B (sub soil)
Lapisan yang baru mengalami pelapukan. Biasanya bahan – bahan yang berasal dari horizon A akibat proses pencucian akan diendapkan di horizon B.
3. Horizon C (regolith)
Bahan induk tanah yang baru sedikit mengalami proses pelapukan.
4. Batuan induk (bed rock)

B. Sifat Fisik Dan Kimia Tanah


1.Tekstur Tanah
Suatu keadaan yang menunjukkan sifat halus atau kasarnya butiran – butiran tanah. Ukuran halus kasarnya ditentukan oleh perbandingan kandungan antara pasir, liat dan debu.

2.Struktur tanah
Bagian fisik tanah yang menyatakan tersusunnya butiran – butiran dalam segumpal tanah atau dengan kata lain susunan agregat partikel tanah (debu,liat dan pasir).

3.pH tanah
Keadaan pH tanah adalah derajat keasaman larutan – larutan dalam tanah. Tinggi rendahnya derajat pH dipengaruhi oleh faktor – faktor pembentuk tanah dan kepekatan ion – ion hidrogen (H+) dan hidroksil (OH-) di dalam tanah.

4.Warna tanah
Dalam tanah terdapat ikatan senyawa organik yang cukup banyak macamnya, namun sedikit yang dapat menyebabkan terjadinya kombinasi – kombinasi warna tersebut anatara lain oksida besi dan bahan – bahan organis. Perbedaan warna – warna itu disebabkan karena :
a. Kuning, berasal dari mineral limonit
b. Cokelat berasal dari bahan – bahan organis asam yang lapuk sebagian.
c. Putih berasal dari mineral – mineral silica-kuarsa, kapur, kaolin, bauksit, aluminium dan silikat, gypsum, nitrat, dan garam – garam yang sudah larut serta koloida – koloida organis tetentu
d. Hitam berasal dari bahan – bahan organis yang telah teruraidengan hebat, dan biasanya ada hubungannya dengan unsure – unsure karbaon, magnesium dan belerang.
e. Merah berasal dari mineral hematite atu turgit.
f. Hijau berasal dari oksida ferrous.
g. Biru berasal dari mineral lilianit.

C. Jenis – Jenis Tanah Di Indonesia

a. Tanah podsolik merah – kuning
Tanah yang berasal dari pelapukan batuan yang mengandung kuarsa pada iklim basah dengan curah hujan 2.500 – 3500 mm/tahun.

b. Tanah organosol
Tanah yang berasal dari bahan induk organik seperti gambut,dan rumput rawa pada iklim basah dengan curah hujan lebih dari 2500 mm/tahun.

c. Tanah aluvial
Tanah yang berasal dari endapan lumpur yang dibawa melalui sungai sungai. Tanah ini bersifat subur sehingga baik untuk pertanian tanaman pangan.

d. Tanah kapur
Tanah yang berasal dari batuan kapur yang umumnya terdapat di daerah pegunungan kapurberumur tua.

e. Tanah vulkanis
Tanah yang berasal dari pelapukan batuan vulkanis, baik dari lava atau batu yang telah membeku (effusif) maupun dari abu vulkanis yang telah membeku (efflata).

f. Tanah pasir
Tanah yang berasal dari batu pasir yang telah melapuk. Tanah ini mempunyai kadar air yang sedikit.

g. Tanah humus
Tanah yang berasal dari tumbuh – tumbuhan yang telah membusuk. Tanah ini bersifat sangat subur dan pada umumnya berwarna hitam.

h. Tanah laterit
Tanah yang banyak mengandung zat besi dan aluminium. Tanah laterit merupakan tanah tua sehingga tidak subur lagi.

D. Peranan Tanah Bagi Kehidupan Manusia
Tanah berperan penting bagi kehidupan manusia. Hal ini disebabkan karena :
1. Tanah digunakan sebagai tempat tinggal dan tempat melakukan kegiatan.
2. Tanah sebagai tempat tumbuhnya vegetasi yang sangat berguna bagi kepentingan manusia.
3. Tanah mengandung barang tambang dan bahan galian.
4. Tanah sebagai tempat berkembangnya hewan,

E. Erosi Tanah Dan Dampaknya Tehadap Kehidupan
Beberapa jenis kerusakan akibat peristiwa erosi sebagai berikut:
a. Tanah akan kehilangan unsur hara dan bahan organik.
b. Pengahancuran agregat dan pelepasan partikel – partikel tanah dari masa tanah
c. Degradasi sumber daya tanah dan lahan
d. Penjenuhan tanah oleh air
e. Kemampuan tanah untuk mendukung pertumbuhan tanaman menjadi berkurang.

F. Usaha Mengurangi Erosi Tanah
Apabila tanah telah terlanjur rusak, kita berusaha untuk memperbaiki produktivitasnya kembali. Cara yang dapat dilakukan adalah dengan knservasi tanah atau rehabilitasi tanah.

Beberapa metode konservasi tanah antara lain
a. Metode vegetatif
Metode vegetatif dalam konservasi tanah adalah pengelolahan atau penanaman tanaman dengan tujuan dapat menekan laju erosi dan aliran permukaan.

Metode vegetatif terdiri dari empat cara yaitu :
1. Penanaman Tanaman Penutup Tanah
Tanaman penutup tanah adalah tanaman yang sengaja ditanam untuk melindungi tanah dari erosi dan alira permukaan.cara ini diharapkan dapat menambah bahan organik tanah sekaligus meningkatkan produktivitas tanah.
2. Penanaman Strip (strip cropping)
Penanaman strip adalah suatu cara penanaman tanaman dengan cara pennanaman tanaman dengan beberapa jenis tanaman yang ditanam dalam strip yang berselang – seling pada sebidang tanah dan disusun berdasarkan garis kontur atau memotong arah lereng.
3. Penanaman Berganda
Penanaman berganda adalah sisitem penanaman dengan cara menggunakan beberapa jenis tanaman yang ditanam secara bersamaan, disisipkan, atau digilir pada sebidang tanah.
4. Penghutanan Kembali (reboisasi)
Penghutanan kembali adalah kegiatan memulihkan dan menghutankan kembali tanah –tanah yang telah gundul sehingga fungsi hutan dapat dipenuhi kembali baik unyuk keperluan prodiksi memulihkan.

b. Metode Mekanik
1. Pengaturan Sistem Pengolahan Tanah
Kegiatan pengaturan sisitem pengolahan tanah merupakan kegiatan manipulasi mekanik terhadap tanah dengan tujuan menciptakan kondisi tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman.
2. Pembuatan Teras (Terrasering)
Kegiatan terassering dimaksudkan untuk mengurangi panjang lereng dan menahan atau memperkecil aliran permukaan, selain itu pembuatan terras juga memberikan kesempatan air untuk meresap kedalam tanah (infiltrasi).
3. Pembuatan Bendungan Pengendali (Check Dam)
Bendungan pengendali adalah waduk kecil dengan konstruksi khusus yang dibuat di daerah berbukitdengan kemiringan lereng dibawah 30 %. Bangunan ini bertujuan untuk menampung aliran air permukaan dan sedimen hasil erosi sehingga meningkatkan jumlah air yang akan meresap kedalam tanah (infiltrasi).